BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah
gangguan kesehatan yang berupa skumpulan gejala yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi
insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga,
khususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup
“tinggi”. Kenyataannya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi
beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak kematian.
DM ini semakin
meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi.
Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit
jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas
Dalam jumlah
prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta pertahun
dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun
mendatang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol
perkembangannya di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju.
Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% – 2,3% dari penduduk usia lebih 15
tahun.
Kecenderungan
peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin
merajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya
dikalangan 10 besar penyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi
kontribusi terhadap kematian.
Hasil survey
pendahuluan yang dilakukan diperoleh data keluarga Tn.S mempunyai
masalah pada salah satu anggota keluarga yaitu Ny.A umur 59 tahun dengan DM, KU
baik, kaki sering kesemutan, mudah lelah. Hal ini didukung dengan pemeriksaan
TTV : TD 160/80 mmhg,nadi 80 x/menit,RR 21 x/menit,pemeriksaan penunjang GDS :
234 mg/dl.
Asuhan kebidanan keluarga sangat penting diterapkan dalam
keluarga karena masih rendahnya status kesehatan keluarga yang dipengaruhi oleh
factor social ekonomi dan budaya,akses kepelayanan kesehatan,perilaku kesehatan
atau pemanfaatan pelayanan kesehatan. Mengingat factor perilaku sangat
dominan,maka pelayanan diorientasikan pada bagaimana cara mengubah
pengetahuan,sikap dan perilaku keluarga agar memiliki kesadaran,kemampuan dan
kemauan untuk berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan data tersebut pada Ny. A ditemukan masalah
kesehatan yaitu Diabetes Melitus. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu
pendekatan keluarga dan dilakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny.A.
B.
TUJUAN
1)
Tujuan umum
Memberikan
asuhan kebidanan pada keluarga Tn. S pada Ny. A.
2)
Tujuan khusus
Setelah
dilakukan asuhan keluarga, keluarga dapat :
a.
Mengidentifikasi
masalah melaluipengumpulan data, analisa, perumusan dan pemecahan masalah.
b.
Merencanakan tindakan
untuk membantu memecahkan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S
pada Ny. A
c.
Melaksanakan tindakan
dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai pada keluarga Tn. S pada Ny. A.
d.
Melakukan evaluasi
tentang kesesuaian hasil yang dicapai dengan yang diinginkan.
C. METODE
Pada
pengumpulan data menggunakan metode sebagai berikut :
1.
Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung
dengan responden untuk mengumpulkan data.
2. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik terhadap
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
3.
Pemeriksaan penunjang
Melakukan pemeriksaan penunjang gula darah
terhadap responden untuk melengkapi data dan menegakkan diagnosa.
D.
MANFAAT
a. Bagi peneliti (mahasiswa)
Dengan
hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman dalam
mengaplikasikan ilmu bagi peneliti khususnya ilmu yang menyakut dan berhubungan
dengan penyakit Diabetes Melitus.
b. Bagi
masyarakat
Untuk
masyarakat Desa Blaru Kec.Pati Kab.Pati khususnya keluarga Tn.S pada Ny. A. Penelitian
ini dapat berguna untuk memotivasi Ny. A untuk diit gula dan menjaga pola
makannya.
c. Bagi
institusi
Hasil dari
penelitian ini bisa menjadi bahan sebagai bekal praktik yang baik dan benar
dilahan praktik dan ikut andil dalam penurunan penyakit Diabetes Melitus. Serta
sebagai tambahan pustaka dalam penerapan proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga
Keluarga adalah suatu
kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai suatu kesatuan atau unit
masyarakat yang terkecil, dan biasanya tetap tidak selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu
rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan
makan dari satu priuk (Depkes RI,1983).
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Berinteraksi
satu sama lain dan dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon dan Maglaya).
Dari
pngertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
a.
Unit terkecil
masyarakat
b.
Terdiri dua orang atau
lebih
c.
Adanya ikatan
perkawinan atau talian darah
d.
Hidup dalam satu rumah
tangga
e.
Berinteraksi satu sama
lain
f.
Dibawah asuhan seorang
kepala keluarga
g.
Setiap anggota keluarga
menjalankan perannya masing-masing
h.
Menciptakan dan
mempertahankan keluarga yang
bermacam-macam dalam satu kebudayaan.
2.
Ciri-Ciri Keluarga
a. Unit
terkeci masyarakat
b. Terdiri
dari dua orang atau lebih
c. Adanya
ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup
dalam satu rumah tangga
e. Dibawah
asuhan seorang kepala rumahtangga
f. Berinteraksi
diantara sesama keluarga
g. Setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.
3.
Tipe atau Bentuk
Keluarga
a. Keluarga
inti atau nuclear family, adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak.
b. Keluarga
besar atau extended family, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara.
Misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, dsb.
c. Keluarga
berantai atau serial family, adalah keluarga terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga
janda atau duda (single family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga
komposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
f. Keluarga
kabitas (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi
membentuk suatu keluarga.
4.
Pemegang Kekuasaan
dalam Keluarga
a. Patriakal,
pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah.
b. Matriakal,
pemegang kekuasaan adalah ibu.
c. Equalitari,
pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
5.
Fungsi keluarga
a. Fungsi
Biologis
1)
Meneruskan Keturunan.
2)
Memelihara dan
membesarkan anak.
3)
Memenuhi kebutuhan gizi
keluarga.
4)
Memelihara dan merawat
anggota keluarga.
b. Fungsi
Psikologis
1)
Memberi kasih sayang
dan rasa aman.
2)
Memberikan perhatian
diantara anggota keluarga.
3)
Membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
c.
Fungsi Sosialisasi
1)
Membina sosialisasi
pada anak.
2)
Membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3)
Meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
d.
Fungsi Ekonomi
1)
Mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)
Pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3)
Menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
e.
Fungsi Pendidikan
1)
Menyekolahkan anak
untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan membentuk anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
2)
Mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang
dewasa.
3) Mendidik
anak sesuai tingkat perkembangannya.
6.
Keluarga Sebagai Unit
Pelayanan
Keluarga
dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya, atau masyarakat secara
keselurahan.
7.
Alasan Keluarga Sebagai
Unit Pelayanan
a.
Keluarga sebagai unit
utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b.
Keluarga sebagai suatu
kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan. Atau memperbaiki
masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
c.
Masalah-masalah
kesehatan dalam keluarga, saling berkaitan dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya.
d.
Dalam memelihara
kesehatan anggota keluarga sebagai individu keluarga serta berperan sebagai
pengambilan keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
e.
Keluarga merupakan
perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat.
8.
Pengambilan Keputusan
Tentang Kesehatan di dalam Keluarga
Dalam
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang mengambil keputusan
pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan.
Dasar pengambilan keputusan tersebut
adalah:
a.
Hak dan tanggung jawab
sebagai kepala keluarga.
b.
Kewenangan dan otoritas
yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga.
c.
Hak dalam menentukan
masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang
bermasalah.
9.
Tujuan Pelayanan
Kesehatan Keluarga
a.
Tujuan Umum
Untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga
dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
b.
Tujuan Khusus
1)
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2)
Meningkatkan kemampuan
tindakan dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalm keluarga.
3)
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengambil keluarga yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
para anggotanya.
4)
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam merawat atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga yang
sakit.
5)
Meningkatkan
produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
10.
Tugas-Tugas Keluarga
dalam bidang Kesehatan
a.
Mengenal gangguan
perkembangan setiap anggotanya.
b. Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c.
Memberikan keperawatan
kepada anggota keluarga yang sakit tidak dapat membantu dirinya sendiri karena
cacat atau usianya yang terlalu muda.
d.
Mempertahankan suasana
dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarganya.
e.
Mempertahankan hubungan
timbal balik antara keluarga dam lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan
pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
11.
Implikasi
pelayanan Masyarakat Kesehatan berpusat pada keluarga
a.
Pelayanan
kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara
cara hidup sehat sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan derajat
kesehatan mereka.
b.
Cakupan
pelayanan kesehatan lebih luas karena banyak anggota keluarga yang dapat
dicakup dan sumber sumber keluarga yang ada dapat di arahkan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga .
c.
Pelayanan
kesehatan diarahkan pada keluarga sebagai satu kesatuan utuh.
d.
Pelayanan
kesehatan ditentukan pada waktu waktu rawan di dalam kehidupan keluarga dan
keluarga keluarga dengan resiko tinggi.
12.
Tipologi
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Dalam tipologi masalah
kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar yaitu:
a. Ancaman kesehatan :
adalah keadaan keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan . yang termasuk dalam ancaman kesehatan. Yang termasuk dalam
ancaman kesehatan adalah:
1) Penyakit keturunan,
seperti asma bronkiale, diabetes melitus
dan sebagainya .
2) Keluaga atau anggota
keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, Gonore, hepatitis dan
sebagainya.
3) Jumlah anggota
keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya
keluarga. Seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.
4) Resiko terjadi
kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam di letakkan sembarang ,tangga
rumah terlalu curam.
5) Kekurangan atau
kelebihan gizi dari masing masing anggota keluarga .
6) Keadaan keadaan yang
dapat menimbulkan stres, antara lain :
a) Hubungan keluarga yang
kurang harmonis
b) Hubungan orang tua dan
anak tegang
c) Orang tua yang tidak
dewasa
7) Sanitasi lingkungan
buruk diantaranya
a) Ventilasi dan
penerangan rumah kurang baik
b) Tempat pembuanagan
sampah yang tidak memunuhi syarat
c) Tempat pembuangan
tinja mencemari sumber air minuman
d) Selokan atau tempat
pembuangan air limbah yang tidak memunuhi syarat
e) Sumber air minum tidak
memenuhi syarat
f) Kebisingan
g) Polusi udara
8)
Kebiasaan
kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a)
Merokok
b)
Minuman
keras
c)
Tidak
memakai alas kaki
d)
Makan
obat tanpa resep
e)
Kebiasaan
kebiasaan makan daging mentah
f)
Hygiene
g)
Personal
kurang
9) Sifat kepribadian yang
melekat, misalnya pemarah
10) Riwayat persalinan
sulit
11) Memainkan peranan yang
tidak sesuai, misalnya anak wanita
memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki laki memainkan peranan ayah
12) Imunisasi anak tidak
lengkap
a. Kurang atau tidak sehat : adalah kegagalan
dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk didalamnya adalah:
a) Keadaan sakit, apakah
sesudah atau sebelum diagnosa.
b) Kegagalan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal
b.
Situasi kritis : adalah saat saat yang banyak
menuntut individu atau keluarga dalam menyuesuaikan diri termasuk juga
dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi
krisis adalah:
1)
Perkawinan
2)
Kehamilan
3)
Persalinan
4)
Masa
nifas
5)
Menjadi
orang tua
6)
Penambahan
anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7)
Abortus
8)
Anak
masuk sekolah
9)
Anak
remaja
10)
Kehilangan
pekerjaan
11)
Kematian
anggota keluarga
12)
Pindah
rumah
13. Ketidak mampuan
keluarga dalam melakukan tugas tugas kesehatan kebidanan
a.
Ketidaksanggupan
mengenal masalah kesehatan keluarga , di sebabkan karena :
1)
Kurang pengetahuan atau ketifdak tahuan fakta
2)
Rasa takut akibat masalah yang di ketahui
3)
Sikap dan falsafah hidup
b.
Ketidaksanggupan
keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena :
1)
Tidak
memahami mengenai sifat berat dan luasnya masalah
2)
Masalah
kesehatan tidak begitu menonjol
3)
Keluarga
tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurang nya sumber daya keluarga
4)
Tidak
sanggup memilih tindakan diantaranya beberapa pilihan
5)
Ketidak
cocokan pendapat anggota anggota keluarga
6)
Tidak
tahu tentang fasilitas kesehatan yang lalu
7)
Takut
dari akibat tindakan
8)
Sikap
negatif terhadap masalah kesehatan
9)
Fasilitas
kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya
terhadap petugas dalam lembaga kesehatan
11) Kesalahan informasi
akibat tindakan yang tidak di harapkan.
c. Ketidakmampuan merawat
anggota keluarga yang sakit di sebabkan karena :
1)
Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya
sifat, penyebab , pnyebaran, perjalanan penyakit ,gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)
Tidak
mengetahui tentang perkembangan perawatan yang di butuhkan
3)
Kurang
atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4)
Tidak
seimbang , sumber sumber yang ada dalam keluarga misalnya, keuangan anggota
keluarga yang bertanggung jawab fasilitas fisik untuk perawatan.
5)
Sikap
negatif terhadap yang sakit.
6)
Konflik
individu dalam keluarga .
7)
Sikap
dan pandangan hidup.
8)
Perilaku
yang mementingkan diri sendiri.
d. Ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
pribadi anggota keluarga disebabkan karena:
1) Sumber sumber keluarga
tidak cukup , diantaranya keuangan , tanggung jawab / wewenang .keadaan fisik
rumah yan g tidak memenuhi syarat.
2) Kurang dapat melihat
keuangan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
3) Ketidaktahuan
pentingnya sanitasi lingkungan
4) Konflik personal dalam
keluarga
5) Ketidaktahuan tentang
usaha pencegahan penyakit
6) Sikap dan pandangan
hidup
7) Ketidakkompakan
keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan,acuh terhadap anggota keluarga
yang mempunyai masalah.
e. Ketidakmampuan
menggunakan sumber dimasyarakat guna mememlihara kesehatan disebabkan karena:
1)
Tidak
tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.
2)
Tidak
memahami keuangan yang di peroleh.
3)
Kurang
percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
4)
Pengalaman
yang kurang baik dari petugas kesehatan.
5)
Rasa
takut pada akibat dari tindakan .
6)
Tidak
terjangkau fasilitas yang diperlukan.
7)
Tidak
adanya fasilitas yang di perlukan.
8)
Rasa
asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
9)
Sikap
dan falsafah hidup.
14. Kriteria priorotas
masalah
Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria,
sebagai berikut:
1. Sifat masalah
dikelompokan menjadi:
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau
kurang sehat
c. Situasi krisis
2. Kemungkinan masalah
dapat dirubah adalah , kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan
3. potensi masalah untuk
dicegah , adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat di
kurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
4.
masalah
yang menonjol , adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan
kesehatan .
B.
Teori kasus
1. DIABETES MELITUS
a.
Pengertian
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Dalam kinerjanya, makanan setelah cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula ke dalam sel untuk diubah menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Namun, jika terlalu banyak glukosa dalam darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan baik. Hal ini dapat terjadi biasanya pada orang yang memiliki usia lebih dari 30 tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya aktivitas yang mengeluarkan energi dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus. Kadar gula darah dalam batasan normal adalah antara 70-110mg/liter.
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Dalam kinerjanya, makanan setelah cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula ke dalam sel untuk diubah menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Namun, jika terlalu banyak glukosa dalam darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan baik. Hal ini dapat terjadi biasanya pada orang yang memiliki usia lebih dari 30 tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya aktivitas yang mengeluarkan energi dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus. Kadar gula darah dalam batasan normal adalah antara 70-110mg/liter.
b.
Penyebab
Penyebab
diabetes biasanya karena hasil insulin tidak cukup untuk mengakomodasi kadar
gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Dan ini biasanya terjadi karena
kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna karena kurangnya
aktivitas setiap hari. Penyebab lainya biasanya dikarenakan:
- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak memadai.
- Pengaruh genetik atau keturunan
- Terjadinya obesitas
- Tingginya kadar kortikosteroid
- Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam darah
- Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin.
- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak memadai.
- Pengaruh genetik atau keturunan
- Terjadinya obesitas
- Tingginya kadar kortikosteroid
- Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam darah
- Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin.
c.
Resiko tinggi
Orang yang berisiko tinggi menderita Diabetes antara lain:
·
Berusia
lebih dari 45 tahun
·
Berat
badan melebihi 120% Berat badan Ideal (BBI) ; BBI = (TB-100)-10%
·
Tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg
·
Ada
riwayat DM pada keluarga
·
Kehamilan
dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000gram
d.
Faktor
resiko yang tidak dapat diubah
• Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko diabetes dan
penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia yang menjadi faktor risiko
diabetes adalah usia lebih dari 45 tahun.
• Ras dan Suku
Bangsa
Suku bangsa di Amerika Afrika, maerika Meksiko,
Indian Amerika, Hawaii, dan sebagian Amerika Asia memiliki risiko diabetes dan
penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya
angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada populasi tersebut.
• Jenis
Kelamin
Kemungkinan pria menderita penyakit jantung lebih
besar daripada wanita. Namun, jika wanita talah menopause maka kemungkinan
menderita penyakit jantung pun ikut meningkat meskipun prevalensinya tidak
setinggi pria.
• Riwayat
Keluarga
Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang
menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes pun meningkat.
e.
Beberapa kebiasaan
dan hal-hal penyebab utama diabetes, yaitu :
1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
2. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.
6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
2. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.
6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
2.
SENAM KAKI UNTUK PENDERITA DIABETES
Upaya
penanganan pada pasien DM yang sekaligus juga pencegahan terjadinya komplikasi
adalah terarturnya pasien DM dalam melakukan aktifitas fisik / berolahraga.
Dengan berolahraga diharapkan terjaganya kebugaran tubuh, menurunkan berat
badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar
gula dalam darah.
Pasien DM
disarankan untuk berolahraga minimal 3 kali sepekan selama paling sedikit 30
menit. Olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik, seperti: jalan kaki,
bersepeda, jogging, dan berenang. Olahraga disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani individu. Untuk pasien DM yang masih sehat, intensitas
olahraga dapat ditingkatkan, namun untuk pasien yang telah mengalami
komplikasi, olahraga dapat dikurangi.
Aktifitas
fisik yang juga dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh pasien DM adalah
Gerakan Senam Kaki Diabetes / DM. Dengan teratur melakukan gerakan senam kaki
diabetes diharapkan komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM
seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar luas akan dapat tidak
terjadi. Gerakan senam kaki diabetes ini sangatlah mudah untuk dilakukan (dapat
di dalam atau di luar ruangan) dan tidak memerlukan waktu yang lama (hanya
sekitar 15-30 menit) serta tidak memerlukan peralatan yang rumit (kursi dan
sehelai koran bekas). Minimal gerakan senam kaki diabetes ini dilakukan 3 kali
sepekan, namun alangkah baiknya dapat dilakukan setiap hari.
Berikut ini beberapa Gerakan
Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan oleh pasien DM secara teratur dengan
sendiri atau bersama-sama :
1.
Jika dilakukan dalam posisi
duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh
lantai
2.
Dengan Meletakkan tumit
dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan
kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3.
Dengan meletakkan tumit salah
satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari
kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini
dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.
4.
Tumit kaki diletakkan di
lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5.
Jari-jari kaki diletakkan
dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6.
Angkat salah satu lutut kaki,
dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian
kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7.
Luruskan salah satu kaki diatas
lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah
lalu turunkan kembali kelantai.
8.
Angkat kedua kaki lalu
luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
9.
Angkat kedua kaki dan
luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan
kebelakang
10.
Luruskan salah satu kaki dan
angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11.
Letakkan sehelai koran
dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian,
buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja
a.
Lalu robek koran menjadi 2
bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b.
Sebagian koran di sobek-sobek
menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
c.
Pindahkan kumpulan
sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada
bagian kertas yang utuh.
d.
Bungkus semuanya dengan kedua
kaki menjadi bentuk bola
3. TANAMAN HERBAL UNTUK
MENURUNKAN GULA DARAH
Sejumlah
tanaman obat memiliki efek seperti insulin dalam tubuh manusia. Tanaman
tersebut menurunkan yang berlebihan pada penderita
diabetes. Dipadu dengan pola makan dan olah raga, herbal ini bisa dikonsumsi
sesudah makan untuk mengendalikan kadar gula darah.
a.
Brotowali
Efek Farmakologi
Analgesik (menghilangkan rasa sakit), anti piretik (menurunkan panas)
Analgesik (menghilangkan rasa sakit), anti piretik (menurunkan panas)
Cara Penggunaan
6 cm batang brotowali dicuci dan
dipotong-potong. Tambahkan sepertiga genggam daun sambiloto dan sepertiga daun
kumis kucing. Rebus dengan tiga gelas sampai menjadi dua gelas. Diminum setelah
makan.
b. Lidah Buaya
Efek Farmakologi
Antiradang. Pencahar.
Antiradang. Pencahar.
Cara Penggunaan
1 lembar lidah buaya dicuci
bersih, buang durinya kemudian dipotong-potong. Rebus lidah buaya dengan tiga
gelas air sampai menjadi satu setengah gelas. Minum 3x1,5 gelas setiap habis
makan.
c. Mahkotadewa
Efek Farmakologi
Antiradang, obat disentri dan obat sakit kulit dan eksim.
Antiradang, obat disentri dan obat sakit kulit dan eksim.
Cara Penggunaan
Siapkan lima hingga tujuh iris buah mahkotadewa lalu seduh dengan satu gelas air panas (200 cc). Tutup dan biarkan sebentar agar melarut dulu. Setelah itu minum secukupnya.
Siapkan lima hingga tujuh iris buah mahkotadewa lalu seduh dengan satu gelas air panas (200 cc). Tutup dan biarkan sebentar agar melarut dulu. Setelah itu minum secukupnya.
d.
Pare
Efek Farmakologi
Antiradang, sifatnya dingin. Charantin dan polypeptide-P di dalam pare merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin.
Antiradang, sifatnya dingin. Charantin dan polypeptide-P di dalam pare merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin.
Cara Penggunaan
Ambil 200 gram buah pare segar. Potong-potong lalu buah tersebut bisa dijus atau direbus. Kemudian airnya diminum.
Ambil 200 gram buah pare segar. Potong-potong lalu buah tersebut bisa dijus atau direbus. Kemudian airnya diminum.
e.
Teh Hijau
Efek Farmakologi
Polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti oleh Hiroshi Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jurnal BMC Pharmacology tahun 2004.
Polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti oleh Hiroshi Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jurnal BMC Pharmacology tahun 2004.
PENYAJIAN DAN ANALISIS
DATA
RT/RW : 15/IV Tanggal :
27 September 2014
Desa :
Ds.Blaru Nama
Pendata :
Ririn Nurwati
Kec/Kab : Pati / Pati
A.Data
Umum
1.
Identitas Keluarga
Nama Istri : Ny. A Nama
Suami : Tn.
S
Umur :
59 Thn :
63 Thn
Pendidikan : SD :
SD
Pekerjaan : Pedagang :
Pedagang
Penghasilan/bulan :>Rp 1.000.000 : > Rp. 1.000.000,-
Agama :Islam :
Islam
Alamat : Ds. Blaru RT 15/ RW IV Kec.
Pati Kab. Pati
2. Status
Perkawinan
a. Status
Pernikahan : Menikah
b. Umur
waktu menikah : 14 tahun
c. Lama :
49 tahun
d. Perkawinan
ke :
Pertama
e. Jumlah
anak : 6 anak hidup
3.
Data anggota keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
L/P
|
Status
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Agama
|
Ket.
|
1.
|
Tn. S
|
63 thn
|
L
|
KK
|
SD
|
Pedagang
|
Islam
|
Hidup
|
2.
|
Ny. A
|
59 thn
|
P
|
Istri
|
SD
|
Pedagang
|
Islam
|
Hidup
|
3.
|
Tn. K
|
30 thn
|
L
|
Anak
|
SMA
|
wiraswasta
|
Islam
|
Hidup
|
4.
|
An. A
|
9 thn
|
P
|
Cucu
|
-
|
-
|
Islam
|
Hidup
|
5.
|
An. V
|
5 thn
|
L
|
Cucu
|
-
|
-
|
Islam
|
Hidup
|
4. Genogram
|
: Ayah Tn. S (meninggal)
: Ibu Tn. S ( meninggal)
|
: Ibu Ny. M
|
:Saudara perempuan Tn.S
|
: Ny. A
|
|
: Anak Perempuan Ny. A
: Anak perempuan Ny. A
|
: Anak Perempuan Ny. A
: Anak perempuan Ny. A
5. Data
kesehatan keluarga dan lingkungan
a. Data
kesehatan keluarga
No
|
Nama
|
Status
|
Keadaan kesehatan
sekarang
|
1.
|
Tn. S
|
KK
|
Ø Bekerja
sebagai pedagang, bekerja tidak menentu sebagai penjual makanan dari malam
hari kadang sebagai penjual ayam siang hari sampai sore jika istrinya tidak
bekerja. Saat ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 63 tahun.
Ø Tidak
ada keluhan fisik dan kesehatannya.
|
2.
|
Ny. A
|
Ibu
|
Ø Ny.
A sebagai pedagang ayam di pasar
Ø Saat
ini Ny. A berumur 59 tahun dan sedang menderita
penyakit Diabetes Melitus sudah 8 tahun.
Ø Ny.
A mengeluh nafsu makan berkurang, sering lelah saat beraktifitas dan sering kesemutan pada kakinya.
Ø Ny.
A mengatakan kaki kananya bengkak dan belum diperiksakan ke dokter.
|
3.
|
Tn. K
|
Anak
|
Ø Tn.
K bekerja sebagai tukang parkir.
Ø Saat
ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 30 tahun.
Ø Tidak
ada keluhan fisik dan kesehatannya.
|
4.
|
An. A
|
Cucu
|
Ø An.
A sekarang berumur 9 tahun, berat badannya 25 kg
Ø Saat
ini An. A dalam keadaan sehat, status imunisasi lengkap.
|
5.
|
An. V
|
Cucu
|
Ø An.
V sekarang berumur 5 tahun, berat badannya 15 kg
Ø Saat
ini An. V dalam keadaan sehat, status imunisasi lengkap.
|
b. Data
kesehatan lingkungan
Status rumah milik sendiri, jenis rumah
permanen, ventilasi cukup,cahaya cukup, lantai keramik, pembuangan sampah
dilakukan secara tertutup, mereka minum dari air mineral. Tempat penyimpanan air
terbuka, pengurasannya setiap 7 hari sekali, mereka mempunyai WC sendiri di
belakang rumah.
c. Sarana
Pelayanan Kesehatan
Jarak rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan sekitar 1km, jenis pelayanan yang ada dokter, PKD dan bidan desa.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari pertolongan di Bidan
desa setempat. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menangani
penyakit Diabetes mellitus adalah memberikan konseling saat kunjungan ,
sementara upaya yang dilakukan oleh keluarga adalah dengan menganjurkan Ibu
agar tidak mengkonsumsi makanan yang manis, menganjurkan olahraga dan memenuhi
kebutuhan gizi dengan menu seimbang dan sayuran hijau yang diajarkan bidan
sebelumnya, serta istirahat yang cukup. Sarana komunikasi yang ada adalah
handphone dan televise. Sarana transportasi yang ada adalah sepeda motor.
B. Data Khusus
1.
Ibu Dengan Penyakit
Diabetes melitus
a. Riwayat
kesehatan sekarang
Ny.
A mengatakan saat ini nafsu makan berkurang, mudah lelah apabila melakukan
aktifitas, dan kakinya sering kesemutan . Ny. A mengatakan kakinya yang kanan
bengkak dan sulit digerakkan tetapi
belum diperiksakan ke Dokter. Saat ini
ibu kurang istirahat karena bekerja dan sering tidur larut malam. Kadar gula
darah Ny. A 234 gr/dl.
b. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu
mengatakan menderita penyakit Diabetes melitus sejak delapan tahun yang lalu
dan pernah dirawat dirumah sakit selama 1 bulan karena penyakitnya itu, di kaki
kanannya terdapat luka akibat diabetes yang sudah mengering. Waktu kecil Ibu
mengatakan pernah sakit dibagian dada dan pernah kambuh beberapa bulan yang
lalu dan dibawa ke dokter. Ibu juga pernah menderita penyakit magh sehingga ibu
lebih memperhatikan pola makannya.
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan dalam keluarganya tidak pernah mengalami penyakit dengan gejala sering
merasa haus, sering merasa lapar dan sering buang air kecil.
d. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari hari
Kebutuhan
|
Saat ini
|
Keluhan
|
Nutrisi :
a. Makan
b. Minum
|
Ny. A makan 2-3x
sehari porsi sedang dengan menu nasi, sayur dan lauk (ikan, tempe).
Kue dan buah-buahan.
Ny. A minum 6-7 gelas air putih
sehari.
1 gelas es the manis
|
Nafsu makan berkurang
Tidak ada keluhan
|
Eliminasi :
a. BAK
b. BAB
|
Ny. A BAK 7-8x
sehari, warna kuning, jernih bau khas.
Ny. A BAB 2-3 hari
sekali, konsistensi keras, warna kuning kecoklatan
|
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
|
Istirahat
|
Ny. A istirahat siang <1jam sehari,
istirahat malam ±6-7 jam sehari
|
Tidak ada
keluhan
|
Aktifitas
|
Aktivitas Ny. A
dagang dipasar, membersihkan rumah dan masak.
|
Sering Capek
|
Pola rekreasi
|
Menonton TV
|
Tidak ada keluhan
|
Personal hygiene
|
Mandi 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari
Ganti baju 2x sehari
Keramas 3x seminggu
|
Tidak ada keluhan
|
Pola seksual
|
Tidak dilakukan
|
Ny. A mengatakan hasrat untuk melakukan hubungan
seksual berkurang dikarenakan ibu sudah menopause.
|
e. Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan
Umum
a. Keadaan
Umum :
Baik
b. Kesadaran :
Composmentis
c. Status
emosional : Stabil
d. Tanda
vital
1.
Tensi : 160/80 mmHg
2.
Nadi :80/menit
3.
RR :21x/menit
4.
Suhu :36.5◦C
5.
BB : 53 kg
6.
TB : 155 cm
e. Status
present
1). Kepala
a. Rambut : Hitam, bersih, tidak berketombe, tidak rontok
b. Muka :Simetris,tidak ada oedem, pucat
c. Mata :
Konjungtiva : anemis, sklera : tidak ikterik
d. Hidung : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada massa
e. Telinga : Bersih, tidak ada secret
f.
Mulut : bersih, tidak ada
sariawan, tidak ada caries gigi, gusi tidak berdarah , lidah bersih.
2).
Leher : Tidak ada pembekakan
kelenjar limfe,tiroid dan vena jugularis
3). Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
4). Mammae : simetris,
tidak ada benjolan
5). Abdomen : tidak ada nyeri tekan, ada luka bekas operasi
6). Genetalia : bersih, tidak oedem
7). Ekstremitas
a. Atas :
Simetris, bergerak sesuai fungsi, tidak varises, tidak oedema.
b. Bawah :
Kaki kanan oedema, ada bekas luka, sulit digerakkan.
Kaki kiri tidak oedem dan tidak ada bekas
luka
f. Tipologi
keluarga
Keluarga Tn. S
adalah termasuk keluarga big family, karena terdiri dari suami, istri dan 1 orang anak kandung
dan 2 orang cucu karena
menantunya meninggal dan 5 orang anak yang lain sudah berkeluarga dan tinggal
terpisah dengan keluarga Tn. Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/
individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Dan
termasuk tipe Keluarga Patriakal dimana Semua beban Keluarga ditanggung kepala
keluarga yaitu Tn. S dan Tn. H sebagai kepala keluarga. Tn. S selalu
memeriksakan ketenaga kesehatan apabila ada anggota keluaraga yang sakit.
g.
Pola Pengambilan
Keputusan :
Didalam keluarga apabila ada
masalah, diselesaikan secara musyawarah dan hasil dari musyawarah tersebut
diputuskan oleh kepala keluaraga yitu Tn. S. Keluarga melakukan musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam mengatasi masalah yang dialami keluarga.
h. Sarana
pelayanan kesehatan
Jarak rumah kepelayanan kesehatan 1
km jenis pelayanan kesehatan yang ada diantaranya polindes. Bila ada anggota
kelurga yang sakit keluarga mencari perotolongan ke Bidan langganan yang datang
kerumahnya. Sarana komunikasi yang ada yaitu televise, Hand Phone, sedangkan
alat transportasi menggunakan transportasi sepeda motor.
i.
Data sosial budaya
Keluarga Tn.S saling membantu, saling menghargai dan tidak
ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga Tn.S dengan tetangga
/lingkungan sekitar juga baik, saling membantu, saling menghargai dan tidak ada
konflik antar tetangga.
j.
Potensi keluarga dalam
memenuhi pelayanan kesehatan Ny. A
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang Diabetes melitus dari dokter dan bidan yang pernah merawatnya. Ibu
mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan bahwa kadar gulanya naik serta
Ibu mendapatkan informasi tentang bagaimana cara mengendalikan kadar gulanya..
Ibu mengatakan rutin minum obat sesuai anjuran dokter ataupun bidan. Ibu
mengatakan kelurga menyarankan Ibu untuk melakukan istirahat saat ibu merasakan
pusing dan lelah pada saat melakukan aktifitas.
Dari keluarga menganjurkan agar Ny.
atidak bekerja lagi, tetapi Ibu merasakan bosan dan capek bila berdiam diri
dirumah dan lebih memilih untuk bekerja. Ny. A makan sayur-sayuran, namun saat
memasak sayuran dimasak sampai empuk, Ny. A juga suka makan makanan yang
berlemak seperti santan dan gorengan padahal dari bidan sudah menganjurkan Ny.
A agar mengurangi makan makanan yang berlemak. Dalam pemenuhan makan
sehari-hari ibu tidak tarak terhadap
makanan yang manis-manis seperti makan kue, buah-buahan dan es the manis
padahal Ny. A sudah tahu tentang pola makan yang baik dan benar untuk penderita
diabetes. Menurut ibu mengkonsumsi obat sudah cukup sehingga tidak perlu untuk
mengurangi makanan manis padahal dari tenaga kesehatan sudah menganjurkan Ibu
agar mengurangi makanan manis.
Upaya yang dilakukan keluarga
sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu keluarga (suami)
menambah anggaran belanja keluarga untuk membeli gula yang rendah kalori. Tn. S selalu menemani saat periksa ke
Bidan.Ny. A suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah sehingga
tetangga juga memberikan dukungan kepada ibu atas apa yang dialami ibu saat
ini.
Ny. A mengatakan sudah mengetahui
tentang Diabetes Miln sudah menegtahui pola makan yang baik untuk penyakit
diabetes mellitusitus karna sudah 8 tahun
menderita DM. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan
bahwa gula darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.serta Ny. A mendapatkan
informasi tentang pola hidup sehat, Ny. A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan
kadar gula darahnya.Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah
yang dialami oleh Ny. A yaitu selalu rutin memeriksakan kondisinya ke tenaga
kesehatan, terutama kadar gula darah.
1. Resume
kasus
Ny.
A berumur 59 tahun agama islam dan sedang menderita penyakit diabetes melitus.
Ny. A lulusan SD dan bekerja sebagai pedagang ayam di pasar. Tn. S dalam
kondisi sehat, umur 63 tahun beragama islam yang juga lulusan SD bekerja
sebagai penjual ayam di pasar membantu istrinya di siang hari dan berjualan
makanan di malam harinya. Tn. S kadang juga membantu pekerjaan istri seperti :
membantu membersihkan rumah.
Keluarga Tn. S
adalah termasuk keluarga big family yang tinggal di Rt 15 RW IV Ds. Blaru
Kabupaten Pati. Keluarga terdiri
dari suami,
istri, 1 anaknya, dan 2 orang cucu karena
menantunya meninggal . Anaknya
Tn. K berumur 30 tahun, cucu pertamanya An. A perempuan berumur 9 tahun dan An.
V laki-laki berumur 5 tahun. Kedua orang tua Ny. A dan Tn. S sudah meninggal.
Ny. A 2 bersaudara, serta Tn. S tiga bersaudara.
Kelurga Tn. S tinggal di rumah
milik sendiri, jenis rumah permanen, ventilasi cukup,cahaya cukup, lantai
keramik, dan lingkungan cukup bersih. Pembuangan sampah dilakukan secara
tertutup yang nantinya dikelola oleh pengelola sampah desa. Sumber air keluarga
tersebut berasal dari sumur dan jarak antara sumur dengan pembuangan tinja > dari 10 meter. Mereka minum dari air mineral. Tempat penyimpanan air
minum tertutup, pengurasannya setiap 2-3 hari sekali, mereka mempunyai WC
sendiri di belakang rumah.
Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/
individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Dan
termasuk tipe Keluarga Patriakal dimana Semua beban Keluarga ditanggung oleh Suami.
Tn. S selalu memeriksakan ketenaga kesehatan apabila ada anggota keluaraga yang
sakit.
Jarak rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan sekitar 1km, jenis pelayanan yang ada posyandu, PKD dan bidan desa.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari pertolongan di Bidan
desa setempat. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menangani
penyakit Diabetes mellitus adalah memberikan konseling saat kunjungan ,
sementara upaya yang dilakukan oleh keluarga adalah dengan menganjurkan Ibu
agar tidak mengkonsumsi makanan yang manis, menganjurkan olahraga dan memenuhi
kebutuhan gizi dengan menu seimbang dan sayuran hijau diajarkan bidan
sebelumnya, serta istirahat yang cukup. Sarana komunikasi yang ada adalah
handphone dan televise. Sarana transportasi yang ada adalah sepeda motor.
Ny. A mengatakan saat ini nafsu
makan berkurang, sering buang air kecil, kakinya sering kesemutan dan mudah lelah apabila melakukan aktifitas.
Ny. A mengatakan kakinya yang kanan bengkak dan sulit digerakkan sehingga Ny. A
mengalami kesulitan untuk berjalan tetapi belum diperiksakan ke tenaga kesehatan.
Saat ini Ny. A kurang istirahat karena bekerja dan sering tidur larut malam.
Ibu mengatakan bulan kemarin kadar gula darah Ny. A 115gr/ dl. Ny. A mengatakan
dalam keluarganya tidak pernah mengalami penyakit dengan gejala sering merasa
haus, sering merasa lapar dan sering buang air kecil.
Ny. A mengatakan menderita penyakit
Diabetes melitus sejak delapan tahun yang lalu dan pernah dirawat dirumah sakit
selama 1 bulan. Ny. A mengatakan waktu kecil pernah sakit dibagian dada dan
pernah kambuh beberapa bulan yang lalu. Ny. A juga pernah menderita penyakit
magh sehingga lebih memperhatikan pola makannya agar lebih teratur..
Ny. A makan 2-3x sehari porsi sedang
dengan menu nasi, sayur dan lauk (ikan, tempe) kadang diselingi buah-buahan dan
kue, Ny. A tidak menghindari makanan dan minuman yang manis tetapi minum obat
secara rutin. Ny. A minum 6-7 gelas air putih sehari
dan 1 gelas es teh manis, namun saat ini nafsu makannya berkurang. Ny. A BAK
7-8x sehari, warna kuning,jernih bau khas. Ny. A BAB 2-3 hari sekali, konsisten
keras, warna kuning kecoklatan. Ny. A istirahat siang ± 1-2 jam sehari,
istirahat malam ±6-7 jam sehari. Aktivitas Ny. A dagang dipasar, membersihkan
rumah dan masak dan ibu mudah lelah. Untuk hiburan Ny. A Menonton TV. Ny. A mandi 2x sehari,
gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x sehari,keramas 3x seminggu. Ny. A
mengatakan hasrat untuk melakukan hubungan seksual berkurang dikarenakan sudah
menopause. Hasil pemeriksaan Ibu Keadaan Umumnya: Baik, Kesadaran: Composmentis, Status
emosional : Stabil, Tensi : 160/80 mmHg, Nadi:80/menit, RR :21x/menit,
Suhu :36.5◦C, BB : 53 kg, TB: 155
cm. Kadar gula darah 234 gr/ dl.
Upaya yang dilakukan keluarga
sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu keluarga (suami)
menambah anggaran belanja keluarga untuk membeli gula yang rendah kalori. Tn. S selalu menemani saat periksa ke
Bidan.Ny. A suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah sehingga
tetangga juga memberikan dukungan kepada Ny. A atas apa yang dialami ibu saat
ini.
Ny. A mengatakan sudah mengetahui
tentang Diabetes Militus dan sudah menegtahui pola makan yang baik untuk
penderita diabetes mellitus tetapi Ny. A tidak bersedia melakukan pola makan
yang baiak. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan bahwa gula
darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.serta Ny. A mendapatkan informasi tentang pola
hidup sehat, Ny. A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan kadar gula darahnya.Upaya
yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny.A yaitu selalu
rutin memeriksakan kondisinya ke tenaga kesehatan, terutama kadar gula darah.
C.
Analisa Data dan Penentuan Masalah
No.
|
DATA
|
MASALAH
|
1.
|
Ny.A
umur 59 tahun dengan penyakit Diabetes
melitus
DS:
·
Ny. A mengatakan
sedang menderita penyakit Diabetes Melitus.
·
Ny. A mengatakan
dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes melitus.
·
Ny. A mengatakan
sudah 8 tahun menderita penyakit Diabetes Melitus.
·
Ny. A mengatakan
kadar gula darahnya bulan lalu 115 mg/dl.
·
Ny. A mengatakan
mudah lelah saat beraktifitas dan nafsu makan berkurang, dan kakinya sering
kesemutan.
·
Ny. A mengatakan saat
ini kaki kanannya oedem dan belum diperiksakan ke dokter.
·
Ny. A mengatakan
bulan ini belum mengontrolkan kadar gula darahnya.
·
Ny. A mengatakan sudah mengetahui pola makan yang baik untuk
penyakit diabetes mellitus tetapi Ny. A tidak pernah menghindari makanan yang
manis seperti tetap mengkonsumsi nasi biasa, makan kue, buah-buahan dan minum
es teh manis tertapi rutin minum obat yang diberikan bidan setiap hari.
DO:
·
Keadaan Umum :
Baik
·
Kesadaran : Composmentis
·
Tanda vital
- Tensi : 160/80 mmHg
- Nadi :80/menit
- RR :21x/menit
-
Suhu :36.5◦C
·
BB :53 kg
·
TB: 155 cm
·
Kaki kanan : terdapat
Luka akibat DM yang sudah mengering,
·
Kadar Gula darah
: 234 gr/ dl
|
Diabetes
Melitus
|
BAB V
PEMBAHASAN
A. Diagnosa
Kebidanan
Ny. A umur 59 tahun, pedagang dan sedang menderita penyakit Deabetes Melitus
sejak 8 tahun yang lalu.Dari keluarga tidak ada riwayat Diabetes Militus. Tn. S
dalam kondisi sehat, umur 63 tahun. Ny. A mengatakan sedikit mengetahui tentang
Diabetes Militus dan pola makan yang baik untuk penderita Diabetes melitus
karna sudah 8 tahun menderita DM. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari
Bidan bahwa gula darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.Serta Tn. B mendapatkan
informasi tentang pola hidup sehat, Ny.A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan
kadar gula darahnya.
Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan
dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu selalu rutin memeriksakan
kondisinya ke tenaga kesehatan, terutama kadar gula darah. Sebulan terakhir ini
Ny. A mulai bekerja lagi sebagai
pedagang karena merasa jenuh di rumah, sehingga waktu istirahat Ny. A
berkurang. Ny. A mengatakan sedikit mengetahui tentang kebutuhan gizi pada
penderita DM, namun Ny. A tidak melakukan diit rendah gula. Upaya yang
dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A adalah Tn.
S selalu menyiapkan anggaran belanja tambahan untuk membeli gula rendah kalori
dan menu makanan bergizi dan seimbang untuk keluarga. Tn, S juga selalu
memberikan dukungan untuk Ny. A, seperti menemami Ny. A saat ke Dokter ataupun
ke Bidan
Dari hasil pemeriksaan di dapatkan
hasil, KU baik, kesadaran composmenthis, muka segar. TD 160/80 mmhg, nadi 80
x/menit, S :36, 50 C, RR : 21 x/menit, BB : 53 kg, dan hasil
pemeriksaan gula darah 234 mg/dl. Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga
oleh Mahasiswa Akbid Bakti Utama Pati dengan memberikan pendkes tentang
Diabetes Melitus, diet yang baik dan benar untuk penderita Diabetes Melitus,
dan memberikan obat Gliben dan Metformin 2x sehari di dapatkan hasil masalah
Diabetes pada Ny. A sudah teratasi sebagian ditandai dengan kadar gula darah
turun 215mg/dl dan Ny. A mulai menghindari makanan manis.
Disamping itu keluarga Ny. A sudah
mengerti tentang Diabetes mellitus mulai dari pengertian, tipe-tipe Diabetes
mellitus, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi jangka panjang, cara
pengobatan dan penanganan, pencegahan, tanaman yang dapat menurunkan kadar gula
darah dalam tubuh, dan senam kaki untuk penderita Diabetes.
Dari awal mendata sampai memberikan
Asuhan Kebidanan keluarga, petugas tidak menemui hambatan satu masalah apapun,
karena ternyata Ny. A dan keluarga sangat antusias dan senang dengan asuhan kebidanan
yang diberikan. Dari semua rencana, pelaksanaan sampai evaluasi pada asuhan
kebidanan keluarga Ny. A dengan Diabetes mellitus, akhirnya petugas memberikan
tindak lanjut, yaitu menganjurkan pada Ny. A dan keluarga untuk melakukan diet
yang baik dan benar untuk penderita Diabetes Melitus, menjaga pola makan, dan
tatap rutin ber olah raga agar masalah Diabetes pada Ny. A dapat teratasi.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
asuhan kebidanan yang kami lakukan pada keluarga Ny. A, dapat di simpulkan yaitu
:
1. Setelah
di lakukan identifikasi masalah melalui pengumpulan data, wawancara dan
menganalisanya, sehingga masalah dapat ditemukan dan dirumuskan pemecahannya,
secara bertahap keluarga Ny. A mampu mengetahui masalah kesehatan keluargaya
dan berusaha untuk mengatasi masalah kesehatan keluarganya dengan mau menerima
dan mendukung asuhan kebidanan yang diberikan.
2. Sebagai
tindak lanjut dari asuhan yang diberikan pada keluarga Ny. A adalah keluarga tersebut mampu mengenali
masalah kesehatan lainnya tidak hanya Diabetes Melitus, dan berusaha untuk
mengatasi dengan jalan konsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat.
3. Keluarga
mampu memberikan asuhan kebidanan atau merawat apabila ada anggota keluarganya
yang sakit dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
4. Keluarga
mampu meningkatkan kualitas hidupnya, Antara lain menjaga pola makan, agar
kesehatan keluarga lebuh terjaga.
5. Dari
sisi mahasiswa, kami dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan dan
teori-teori yang pernah kami dapat di akademi khususnya tentang asuhan
kebidanan keluarga.
B. Saran
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny. A di harapkan :
1. Keluarga
mampu, untuk lebih meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah yang terjadi
dalam keluarga terutama masalah Diabetes Melitus di tingkat kelurga.
2. Keluarga
mampu merancanakan pemecahan masalah kesehatan dalam keluarga tersebut
3. Keluarga
mampu melaksanakan tindakan berdasarkan prioritas masalah yang telah dibuat.
4. Keluarga
mampu mengevaluasi hasil yang di capai untuk menentukan rencana tindak lanjut.