Minggu, 10 September 2017

contoh askeb resti DIABETES MELITUS


 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa skumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga, khususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup “tinggi”. Kenyataannya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak kematian.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.

            DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh  peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas
            Dalam jumlah prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta pertahun dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendatang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% – 2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun.
            Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin merajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya dikalangan 10 besar penyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi kontribusi terhadap kematian.
Hasil survey  pendahuluan yang dilakukan diperoleh data keluarga Tn.S mempunyai masalah pada salah satu anggota keluarga yaitu Ny.A umur 59 tahun dengan DM, KU baik, kaki sering kesemutan, mudah lelah. Hal ini didukung dengan pemeriksaan TTV : TD 160/80 mmhg,nadi 80 x/menit,RR 21 x/menit,pemeriksaan penunjang GDS : 234 mg/dl.
Asuhan kebidanan keluarga sangat penting diterapkan dalam keluarga karena masih rendahnya status kesehatan keluarga yang dipengaruhi oleh factor social ekonomi dan budaya,akses kepelayanan kesehatan,perilaku kesehatan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan. Mengingat factor perilaku sangat dominan,maka pelayanan diorientasikan pada bagaimana cara mengubah pengetahuan,sikap dan perilaku keluarga agar memiliki kesadaran,kemampuan dan kemauan  untuk berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan data tersebut pada Ny. A ditemukan masalah kesehatan yaitu Diabetes Melitus. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pendekatan keluarga dan dilakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny.A.
B.     TUJUAN
1)      Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. S pada Ny. A.
2)      Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keluarga, keluarga dapat :
a.       Mengidentifikasi masalah melaluipengumpulan data, analisa, perumusan dan pemecahan masalah.
b.      Merencanakan tindakan untuk membantu memecahkan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S pada Ny. A
c.       Melaksanakan tindakan dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai pada keluarga Tn. S pada Ny. A.
d.      Melakukan evaluasi tentang kesesuaian hasil yang dicapai dengan yang diinginkan.

C.    METODE
Pada pengumpulan data menggunakan metode sebagai berikut :
1. Wawancara
     Mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan responden untuk mengumpulkan data.
2.  Pemeriksaan fisik
     Melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
3. Pemeriksaan penunjang
     Melakukan pemeriksaan penunjang gula darah terhadap responden untuk melengkapi data dan menegakkan diagnosa.

D.    MANFAAT
a. Bagi peneliti (mahasiswa)
Dengan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman dalam mengaplikasikan ilmu bagi peneliti khususnya ilmu yang menyakut dan berhubungan dengan penyakit Diabetes Melitus.
b.      Bagi masyarakat
Untuk masyarakat Desa Blaru Kec.Pati Kab.Pati khususnya keluarga Tn.S pada Ny. A. Penelitian ini dapat berguna untuk memotivasi Ny. A untuk diit gula dan menjaga pola makannya.
c.       Bagi institusi
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi bahan sebagai bekal praktik yang baik dan benar dilahan praktik dan ikut andil dalam penurunan penyakit Diabetes Melitus. Serta sebagai tambahan pustaka dalam penerapan proses pembelajaran.









BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Konsep Keluarga
1.      Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, dan biasanya tetap tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu priuk (Depkes RI,1983).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Berinteraksi satu sama lain dan dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon dan Maglaya).
Dari pngertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
a.       Unit terkecil masyarakat
b.      Terdiri dua orang atau lebih
c.       Adanya ikatan perkawinan atau talian darah
d.      Hidup dalam satu rumah tangga
e.       Berinteraksi satu sama lain
f.       Dibawah asuhan seorang kepala keluarga
g.      Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing
h.      Menciptakan dan mempertahankan keluarga  yang bermacam-macam dalam satu kebudayaan.
2.      Ciri-Ciri Keluarga
a.    Unit terkeci masyarakat
b.   Terdiri dari dua orang atau lebih
c.    Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d.   Hidup dalam satu rumah tangga
e.    Dibawah asuhan seorang kepala rumahtangga
f.    Berinteraksi diantara sesama keluarga
g.   Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h.   Menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
3.      Tipe atau Bentuk Keluarga
a.       Keluarga inti atau nuclear family, adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.      Keluarga besar atau extended family, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara. Misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, dsb.
c.       Keluarga berantai atau serial family, adalah keluarga terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga janda atau duda (single family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga komposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
4.      Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a.       Patriakal, pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah.
b.      Matriakal, pemegang kekuasaan adalah ibu.
c.       Equalitari, pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
5.      Fungsi keluarga
a.       Fungsi Biologis
1)      Meneruskan Keturunan.
2)      Memelihara dan membesarkan anak.
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b.      Fungsi Psikologis
1)      Memberi kasih sayang dan rasa aman.
2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.


c.       Fungsi Sosialisasi
1)      Membina sosialisasi pada anak.
2)      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3)      Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d.      Fungsi Ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e.       Fungsi Pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan membentuk anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
3)      Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6.      Keluarga Sebagai Unit Pelayanan
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya, atau masyarakat secara keselurahan.
7.      Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan
a.       Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b.      Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan. Atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
c.       Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga, saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d.      Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu keluarga serta berperan sebagai pengambilan keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
e.       Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat.
8.      Pengambilan Keputusan Tentang Kesehatan di dalam Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang mengambil keputusan pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Dasar  pengambilan keputusan tersebut adalah:
a.       Hak dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
b.      Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga.
c.       Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah.
9.      Tujuan Pelayanan Kesehatan Keluarga
a.       Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
b.      Tujuan Khusus
1)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2)      Meningkatkan kemampuan tindakan dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalm keluarga.
3)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keluarga yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit.
5)      Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
10.  Tugas-Tugas Keluarga dalam bidang Kesehatan
a.       Mengenal gangguan perkembangan setiap anggotanya.
b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c.       Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
e.       Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dam lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
11.  Implikasi pelayanan Masyarakat Kesehatan berpusat pada keluarga
a.       Pelayanan kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara cara hidup sehat sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan derajat kesehatan mereka.
b.      Cakupan pelayanan kesehatan lebih luas karena banyak anggota keluarga yang dapat dicakup dan sumber sumber keluarga yang ada dapat di arahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga .
c.       Pelayanan kesehatan diarahkan pada keluarga sebagai satu kesatuan utuh.
d.      Pelayanan kesehatan ditentukan pada waktu waktu rawan di dalam kehidupan keluarga dan keluarga keluarga dengan resiko tinggi.
12.  Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
                            Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar yaitu:
a.       Ancaman kesehatan : adalah keadaan keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit,        kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan . yang termasuk dalam ancaman kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah:
1)      Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes melitus  dan sebagainya .
2)      Keluaga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, Gonore, hepatitis dan sebagainya.
3)      Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya keluarga. Seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.
4)      Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam di letakkan sembarang ,tangga rumah terlalu curam.
5)      Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing masing anggota keluarga .
6)      Keadaan keadaan yang dapat menimbulkan stres, antara lain :
a)      Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b)      Hubungan orang tua dan anak tegang
c)      Orang tua yang tidak dewasa
7)      Sanitasi lingkungan buruk diantaranya
a)      Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
b)      Tempat pembuanagan sampah yang tidak memunuhi syarat
c)      Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minuman
d)      Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memunuhi syarat
e)      Sumber air minum tidak memenuhi syarat
f)       Kebisingan
g)      Polusi udara
8)   Kebiasaan kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a)      Merokok
b)      Minuman keras
c)      Tidak memakai alas kaki
d)      Makan obat tanpa resep
e)      Kebiasaan kebiasaan makan daging mentah
f)       Hygiene
g)      Personal kurang
9)      Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
10)  Riwayat persalinan sulit
11)  Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya  anak wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki laki memainkan peranan ayah
12)  Imunisasi anak tidak lengkap

a.     Kurang atau tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk didalamnya  adalah:
a)      Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa.
b)      Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal
b.     Situasi kritis : adalah saat saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyuesuaikan diri termasuk juga dalam  hal sumber  daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah:
1)        Perkawinan
2)        Kehamilan
3)        Persalinan
4)        Masa nifas
5)        Menjadi orang tua
6)        Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7)        Abortus
8)        Anak masuk sekolah
9)        Anak remaja
10)    Kehilangan pekerjaan
11)    Kematian anggota keluarga
12)    Pindah rumah
13.  Ketidak mampuan keluarga dalam melakukan tugas tugas kesehatan kebidanan
a.       Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga , di sebabkan karena :
1)       Kurang pengetahuan atau ketifdak tahuan fakta
2)       Rasa takut akibat masalah yang di ketahui
3)       Sikap dan falsafah hidup
b.      Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,  disebabkan karena :
1)      Tidak memahami mengenai sifat berat dan luasnya masalah
2)      Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3)      Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurang nya  sumber daya keluarga
4)      Tidak sanggup memilih tindakan diantaranya beberapa pilihan
5)      Ketidak cocokan pendapat anggota anggota keluarga
6)      Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang lalu
7)      Takut dari akibat tindakan
8)      Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9)      Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10)  Kurang percaya terhadap petugas dalam lembaga kesehatan
11)  Kesalahan informasi akibat tindakan yang tidak di harapkan.
c.       Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit di sebabkan karena :
1)    Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab , pnyebaran, perjalanan penyakit ,gejala dan perawatannya  serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)   Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang di butuhkan
3)   Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4)   Tidak seimbang , sumber sumber yang ada dalam keluarga misalnya, keuangan anggota keluarga yang bertanggung jawab fasilitas fisik untuk perawatan.
5)   Sikap negatif terhadap yang sakit.
6)   Konflik individu dalam keluarga .
7)   Sikap dan pandangan hidup.
8)   Perilaku yang mementingkan diri sendiri.
d.   Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena:
1)      Sumber sumber keluarga tidak cukup , diantaranya keuangan , tanggung jawab / wewenang .keadaan fisik rumah yan g tidak memenuhi syarat.
2)      Kurang dapat melihat keuangan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
3)      Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4)      Konflik personal dalam keluarga
5)      Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6)      Sikap dan pandangan hidup
7)      Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada  kesepakatan,acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.
e.       Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna mememlihara kesehatan disebabkan karena:
1)         Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.
2)         Tidak memahami keuangan yang di peroleh.
3)         Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
4)         Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan.
5)         Rasa takut pada akibat dari tindakan .
6)         Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.
7)         Tidak adanya fasilitas yang di perlukan.
8)         Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
9)         Sikap dan falsafah hidup.
14.  Kriteria priorotas masalah
                  Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut:
1.      Sifat masalah dikelompokan menjadi:
a.       Ancaman kesehatan
b.      Keadaan sakit atau kurang sehat
c.       Situasi krisis
2.      Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah , kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi     masalah atau mencegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan
3.      potensi masalah untuk dicegah , adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat di kurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
4.      masalah yang menonjol , adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan .


B. Teori kasus
1.      DIABETES MELITUS
a.       Pengertian
               Diabetes Mellitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Dalam kinerjanya, makanan setelah cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula ke dalam sel untuk diubah menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Namun, jika terlalu banyak glukosa dalam darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan baik. Hal ini dapat terjadi biasanya pada orang yang memiliki usia lebih dari 30 tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya aktivitas yang mengeluarkan energi dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus. Kadar gula darah dalam batasan normal adalah antara 70-110mg/liter.
b.      Penyebab
Penyebab diabetes biasanya karena hasil insulin tidak cukup untuk mengakomodasi kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Dan ini biasanya terjadi karena kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna karena kurangnya aktivitas setiap hari. Penyebab lainya biasanya dikarenakan:
- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak memadai.
- Pengaruh genetik atau keturunan
- Terjadinya obesitas
- Tingginya kadar kortikosteroid
- Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam darah
- Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin.
c.        Resiko tinggi
Orang yang berisiko tinggi menderita Diabetes antara lain:
·   Berusia lebih dari 45 tahun
·   Berat badan melebihi 120% Berat badan Ideal (BBI) ; BBI = (TB-100)-10%
·   Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
·   Ada riwayat DM pada keluarga
·   Kehamilan dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000gram
d.       Faktor resiko yang tidak dapat diubah
  Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko diabetes dan penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia yang menjadi faktor risiko diabetes adalah usia lebih dari 45 tahun.
  Ras dan Suku Bangsa
Suku bangsa di Amerika Afrika, maerika Meksiko, Indian Amerika, Hawaii, dan sebagian Amerika Asia memiliki risiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada populasi tersebut.
  Jenis Kelamin
Kemungkinan pria menderita penyakit jantung lebih besar daripada wanita. Namun, jika wanita talah menopause maka kemungkinan menderita penyakit jantung pun ikut meningkat meskipun prevalensinya tidak setinggi pria.
  Riwayat Keluarga
Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes pun meningkat.

e.       Beberapa kebiasaan dan hal-hal penyebab utama diabetes, yaitu :
1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
2. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.

6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
2.      SENAM KAKI UNTUK PENDERITA DIABETES
Upaya penanganan pada pasien DM yang sekaligus juga pencegahan terjadinya komplikasi adalah terarturnya pasien DM dalam melakukan aktifitas fisik / berolahraga. Dengan berolahraga diharapkan terjaganya kebugaran tubuh, menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar gula dalam darah.
Pasien DM disarankan untuk berolahraga minimal 3 kali sepekan selama paling sedikit 30 menit. Olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik, seperti: jalan kaki, bersepeda, jogging, dan berenang. Olahraga disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani individu. Untuk pasien DM yang masih sehat, intensitas olahraga dapat ditingkatkan, namun untuk pasien yang telah mengalami komplikasi, olahraga dapat dikurangi.
Aktifitas fisik yang juga dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh pasien DM adalah Gerakan Senam Kaki Diabetes / DM. Dengan teratur melakukan gerakan senam kaki diabetes diharapkan komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar luas akan dapat tidak terjadi. Gerakan senam kaki diabetes ini sangatlah mudah untuk dilakukan (dapat di dalam atau di luar ruangan) dan tidak memerlukan waktu yang lama (hanya sekitar 15-30 menit) serta tidak memerlukan peralatan yang rumit (kursi dan sehelai koran bekas). Minimal gerakan senam kaki diabetes ini dilakukan 3 kali sepekan, namun alangkah baiknya dapat dilakukan setiap hari.
Berikut ini beberapa Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan oleh pasien DM secara teratur dengan sendiri atau bersama-sama :
1.      Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
2.      Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3.      Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4.      Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5.      Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6.      Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7.      Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8.      Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9.      Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang
10.  Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11.  Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
a.       Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b.      Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
c.       Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d.      Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
3. TANAMAN HERBAL UNTUK MENURUNKAN GULA DARAH
Sejumlah tanaman obat memiliki efek seperti insulin dalam tubuh manusia. Tanaman tersebut menurunkan  yang berlebihan pada penderita diabetes. Dipadu dengan pola makan dan olah raga, herbal ini bisa dikonsumsi sesudah makan untuk mengendalikan kadar gula darah.
a.      Brotowali
Efek Farmakologi
Analgesik (menghilangkan rasa sakit), anti piretik (menurunkan panas)
Cara Penggunaan
6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong. Tambahkan sepertiga genggam daun sambiloto dan sepertiga daun kumis kucing. Rebus dengan tiga gelas sampai menjadi dua gelas. Diminum setelah makan.
b.      Lidah Buaya
Efek Farmakologi
Antiradang. Pencahar.
Cara Penggunaan
1 lembar lidah buaya dicuci bersih, buang durinya kemudian dipotong-potong. Rebus lidah buaya dengan tiga gelas air sampai menjadi satu setengah gelas. Minum 3x1,5 gelas setiap habis makan.
c.       Mahkotadewa
Efek Farmakologi
Antiradang, obat disentri dan obat sakit kulit dan eksim.
Cara Penggunaan
Siapkan lima hingga tujuh iris buah mahkotadewa lalu seduh dengan satu gelas air panas (200 cc). Tutup dan biarkan sebentar agar melarut dulu. Setelah itu minum secukupnya.
d.      Pare
Efek Farmakologi
Antiradang, sifatnya dingin. Charantin dan polypeptide-P di dalam pare merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin.
Cara Penggunaan
Ambil 200 gram buah pare segar. Potong-potong lalu buah tersebut bisa dijus atau direbus. Kemudian airnya diminum.
e.       Teh Hijau
Efek Farmakologi
Polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.  Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti oleh Hiroshi Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jurnal BMC Pharmacology tahun 2004.



PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

            RT/RW            : 15/IV                                     Tanggal           :  27 September 2014
            Desa                : Ds.Blaru                                Nama Pendata :  Ririn Nurwati
            Kec/Kab          : Pati / Pati
            A.Data Umum          
1.      Identitas Keluarga     
            Nama Istri                   : Ny. A                                    Nama Suami    : Tn.  S
            Umur                           : 59 Thn                                               : 63 Thn                      
            Pendidikan                  : SD                                                     : SD
            Pekerjaan                     : Pedagang                                          : Pedagang
            Penghasilan/bulan       :>Rp 1.000.000                                   : > Rp. 1.000.000,-
            Agama                         :Islam                                                  : Islam
            Alamat                                    : Ds. Blaru RT 15/ RW IV Kec. Pati Kab. Pati
2.      Status Perkawinan
a.       Status Pernikahan           : Menikah
b.      Umur waktu menikah     : 14 tahun
c.       Lama                               : 49 tahun
d.      Perkawinan ke                : Pertama
e.       Jumlah anak                    : 6 anak hidup
3.      Data anggota keluarga
No
Nama
Umur
L/P
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Ket.
1.
Tn. S
63 thn
L
KK
SD
Pedagang
Islam
Hidup
2.
Ny. A
59 thn
P
Istri
SD
Pedagang
Islam
Hidup
3.
Tn. K
30 thn
L
Anak
SMA
wiraswasta
Islam
Hidup
4.
An. A
9 thn
P
Cucu
-
-
Islam
Hidup
5.
An. V
5 thn
L
Cucu
-
-
Islam
Hidup

4.      Genogram












 








1
 
Keterangan :
Oval: 2                        : Ayah Tn. S (meninggal)
                        : Ibu Tn. S ( meninggal)
Oval: 4
3
 
                        :  Ayah Ny. A (meninggal)
                        : Ibu Ny. M
5
 
                        : Saudara laki-laki Tn. S
Oval: 6                        :Saudara perempuan Tn.S
Oval: 8
7
 
                        :Tn.S
                        : Ny. A
9
 
                        : Saudara laki-laki Ny. A
10
 
                        : Anak laki-laki Ny. A
Oval: 11                        : Anak Perempuan Ny. A
Oval: 12                        : Anak perempuan Ny. A
Oval: 14
13
 
                        : Anak laki-laki Ny. A
Oval: 15

                        : Anak Perempuan Ny. A
                        : Anak perempuan Ny. A
5.      Data kesehatan keluarga dan lingkungan           
a.    Data kesehatan keluarga
No
Nama
Status
Keadaan kesehatan sekarang
1.
Tn. S
KK
Ø  Bekerja sebagai pedagang, bekerja tidak menentu sebagai penjual makanan dari malam hari kadang sebagai penjual ayam siang hari sampai sore jika istrinya tidak bekerja. Saat ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 63 tahun.
Ø  Tidak ada keluhan fisik dan kesehatannya.
2.
Ny. A
Ibu
Ø  Ny. A sebagai pedagang ayam di pasar
Ø  Saat ini Ny. A berumur 59  tahun dan sedang menderita penyakit Diabetes Melitus sudah 8 tahun.
Ø  Ny. A mengeluh nafsu makan berkurang, sering lelah saat beraktifitas  dan sering kesemutan pada kakinya.  
Ø  Ny. A mengatakan kaki kananya bengkak dan belum diperiksakan ke dokter.
3.
Tn. K
Anak
Ø  Tn. K bekerja sebagai tukang parkir.
Ø  Saat ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 30 tahun.
Ø  Tidak ada keluhan fisik dan kesehatannya.

4.
An. A
Cucu
Ø  An. A sekarang berumur 9 tahun, berat badannya 25 kg
Ø  Saat ini An. A dalam keadaan sehat, status imunisasi lengkap.
5.
An. V
Cucu
Ø  An. V sekarang berumur 5 tahun, berat badannya 15 kg
Ø  Saat ini An. V dalam keadaan sehat, status imunisasi lengkap.

b.      Data kesehatan lingkungan    
            Status rumah milik sendiri, jenis rumah permanen, ventilasi cukup,cahaya cukup, lantai keramik, pembuangan sampah dilakukan secara tertutup, mereka minum  dari air mineral. Tempat penyimpanan air terbuka, pengurasannya setiap 7 hari sekali, mereka mempunyai WC sendiri di belakang rumah.
c.       Sarana Pelayanan Kesehatan
            Jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan sekitar 1km, jenis pelayanan yang ada dokter, PKD dan bidan desa. Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari pertolongan di Bidan desa setempat. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menangani penyakit Diabetes mellitus adalah memberikan konseling saat kunjungan , sementara upaya yang dilakukan oleh keluarga adalah dengan menganjurkan Ibu agar tidak mengkonsumsi makanan yang manis, menganjurkan olahraga dan memenuhi kebutuhan gizi dengan menu seimbang dan sayuran hijau yang diajarkan bidan sebelumnya, serta istirahat yang cukup. Sarana komunikasi yang ada adalah handphone dan televise. Sarana transportasi yang ada adalah sepeda motor.
B. Data Khusus
1.      Ibu Dengan Penyakit Diabetes melitus
a.       Riwayat kesehatan sekarang
            Ny. A mengatakan saat ini nafsu makan berkurang, mudah lelah apabila melakukan aktifitas, dan kakinya sering kesemutan . Ny. A mengatakan kakinya yang kanan bengkak dan  sulit digerakkan tetapi belum diperiksakan ke Dokter.  Saat ini ibu kurang istirahat karena bekerja dan sering tidur larut malam. Kadar gula darah Ny. A 234 gr/dl.
b.      Riwayat kesehatan yang lalu
            Ibu mengatakan menderita penyakit Diabetes melitus sejak delapan tahun yang lalu dan pernah dirawat dirumah sakit selama 1 bulan karena penyakitnya itu, di kaki kanannya terdapat luka akibat diabetes yang sudah mengering. Waktu kecil Ibu mengatakan pernah sakit dibagian dada dan pernah kambuh beberapa bulan yang lalu dan dibawa ke dokter. Ibu juga pernah menderita penyakit magh sehingga ibu lebih memperhatikan pola makannya.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
            Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah mengalami penyakit dengan gejala sering merasa haus, sering merasa lapar dan sering buang air kecil.
d.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari
Kebutuhan
Saat ini
Keluhan
Nutrisi :
a.       Makan




b.      Minum
Ny. A makan 2-3x sehari porsi sedang dengan menu nasi, sayur dan lauk (ikan, tempe).
Kue dan buah-buahan.

Ny. A minum 6-7 gelas air putih sehari.
1 gelas es the manis

Nafsu makan berkurang




Tidak ada keluhan
Eliminasi :
a.       BAK



b.      BAB


Ny. A BAK 7-8x sehari, warna kuning, jernih bau khas.

Ny. A BAB 2-3 hari sekali, konsistensi keras, warna kuning kecoklatan

Tidak ada keluhan



Tidak ada keluhan
Istirahat
 Ny. A istirahat siang <1jam sehari, istirahat malam ±6-7 jam sehari
Tidak ada keluhan
Aktifitas
Aktivitas Ny. A dagang dipasar, membersihkan rumah dan masak.
Sering Capek
Pola rekreasi
Menonton TV
Tidak ada keluhan
Personal hygiene
Mandi 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari
Ganti baju 2x sehari
Keramas 3x seminggu

Tidak ada keluhan
Pola seksual
Tidak dilakukan
Ny. A  mengatakan hasrat untuk melakukan hubungan seksual berkurang dikarenakan ibu sudah menopause.

e.       Pemeriksaan
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan Umum    :  Baik
b.       Kesadaran                        : Composmentis
c.       Status emosional   : Stabil
d.      Tanda vital                       
1.         Tensi    : 160/80 mmHg          
2.         Nadi    :80/menit                    
3.         RR       :21x/menit      
4.         Suhu    :36.5◦C
5.         BB       : 53 kg
6.         TB       : 155 cm         
e.       Status present
1). Kepala
                        a. Rambut        : Hitam, bersih,  tidak berketombe, tidak rontok
                        b. Muka           :Simetris,tidak ada oedem, pucat
                        c. Mata                        : Konjungtiva : anemis, sklera : tidak ikterik
                        d. Hidung        : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada massa
                        e. Telinga         : Bersih, tidak ada secret
                        f. Mulut           : bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries gigi, gusi tidak berdarah , lidah bersih.
        2). Leher          : Tidak ada pembekakan kelenjar  limfe,tiroid dan vena jugularis
            3). Dada          : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
            4). Mammae    : simetris, tidak ada benjolan
            5). Abdomen   : tidak ada nyeri tekan, ada luka bekas operasi
            6). Genetalia    : bersih, tidak oedem
            7). Ekstremitas            
                        a. Atas             :  Simetris, bergerak sesuai fungsi, tidak varises, tidak oedema.
                        b. Bawah         :  Kaki kanan oedema, ada bekas luka, sulit digerakkan.
                                                   Kaki kiri tidak oedem dan tidak ada bekas luka
f.       Tipologi keluarga       
Keluarga Tn. S adalah termasuk keluarga big family, karena terdiri dari suami, istri dan 1 orang anak kandung dan 2 orang cucu karena menantunya meninggal dan 5 orang anak yang lain sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan keluarga Tn. Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/ individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Dan termasuk tipe Keluarga Patriakal dimana Semua beban Keluarga ditanggung kepala keluarga yaitu Tn. S dan Tn. H sebagai kepala keluarga. Tn. S selalu memeriksakan ketenaga kesehatan apabila ada anggota keluaraga yang sakit.
g.      Pola Pengambilan Keputusan :
Didalam keluarga apabila ada masalah, diselesaikan secara musyawarah dan hasil dari musyawarah tersebut diputuskan oleh kepala keluaraga yitu Tn. S. Keluarga melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengatasi masalah yang dialami keluarga.
h.      Sarana pelayanan kesehatan
Jarak rumah kepelayanan kesehatan 1 km jenis pelayanan kesehatan yang ada diantaranya polindes. Bila ada anggota kelurga yang sakit keluarga mencari perotolongan ke Bidan langganan yang datang kerumahnya. Sarana komunikasi yang ada yaitu televise, Hand Phone, sedangkan alat transportasi menggunakan transportasi sepeda motor.
i.        Data sosial budaya
Keluarga  Tn.S  saling membantu, saling menghargai dan tidak ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga Tn.S dengan tetangga /lingkungan sekitar juga baik, saling membantu, saling menghargai dan tidak ada konflik antar tetangga.
j.        Potensi keluarga dalam memenuhi pelayanan kesehatan Ny. A
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang Diabetes melitus dari dokter dan bidan yang pernah merawatnya. Ibu mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan bahwa kadar gulanya naik serta Ibu mendapatkan informasi tentang bagaimana cara mengendalikan kadar gulanya.. Ibu mengatakan rutin minum obat sesuai anjuran dokter ataupun bidan. Ibu mengatakan kelurga menyarankan Ibu untuk melakukan istirahat saat ibu merasakan pusing dan lelah pada saat melakukan aktifitas.
Dari keluarga menganjurkan agar Ny. atidak bekerja lagi, tetapi Ibu merasakan bosan dan capek bila berdiam diri dirumah dan lebih memilih untuk bekerja. Ny. A makan sayur-sayuran, namun saat memasak sayuran dimasak sampai empuk, Ny. A juga suka makan makanan yang berlemak seperti santan dan gorengan padahal dari bidan sudah menganjurkan Ny. A agar mengurangi makan makanan yang berlemak. Dalam pemenuhan makan sehari-hari ibu tidak tarak  terhadap makanan yang manis-manis seperti makan kue, buah-buahan dan es the manis padahal Ny. A sudah tahu tentang pola makan yang baik dan benar untuk penderita diabetes. Menurut ibu mengkonsumsi obat sudah cukup sehingga tidak perlu untuk mengurangi makanan manis padahal dari tenaga kesehatan sudah menganjurkan Ibu agar mengurangi makanan manis.
Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu keluarga (suami) menambah anggaran belanja keluarga untuk membeli gula yang rendah kalori.  Tn. S selalu menemani saat periksa ke Bidan.Ny. A suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah sehingga tetangga juga memberikan dukungan kepada ibu atas apa yang dialami ibu saat ini.
Ny. A mengatakan sudah mengetahui tentang Diabetes Miln sudah menegtahui pola makan yang baik untuk penyakit diabetes mellitusitus karna sudah 8 tahun  menderita DM. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan bahwa gula darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.serta Ny. A mendapatkan informasi tentang pola hidup sehat, Ny. A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan kadar gula darahnya.Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu selalu rutin memeriksakan kondisinya ke tenaga kesehatan, terutama kadar gula darah.
1.      Resume kasus
Ny. A berumur 59 tahun agama islam dan sedang menderita penyakit diabetes melitus. Ny. A lulusan SD dan bekerja sebagai pedagang ayam di pasar. Tn. S dalam kondisi sehat, umur 63 tahun beragama islam yang juga lulusan SD bekerja sebagai penjual ayam di pasar membantu istrinya di siang hari dan berjualan makanan di malam harinya. Tn. S kadang juga membantu pekerjaan istri seperti : membantu membersihkan rumah.
Keluarga Tn. S adalah termasuk keluarga big  family yang tinggal di Rt 15 RW IV Ds. Blaru Kabupaten Pati. Keluarga terdiri dari suami, istri, 1 anaknya, dan 2 orang cucu karena menantunya meninggal . Anaknya Tn. K berumur 30 tahun, cucu pertamanya An. A perempuan berumur 9 tahun dan An. V laki-laki berumur 5 tahun. Kedua orang tua Ny. A dan Tn. S sudah meninggal. Ny. A 2 bersaudara, serta Tn. S tiga bersaudara.
Kelurga Tn. S tinggal di rumah milik sendiri, jenis rumah permanen, ventilasi cukup,cahaya cukup, lantai keramik, dan lingkungan cukup bersih. Pembuangan sampah dilakukan secara tertutup yang nantinya dikelola oleh pengelola sampah desa. Sumber air keluarga tersebut berasal dari sumur dan jarak antara sumur dengan pembuangan tinja  > dari 10 meter. Mereka minum  dari air mineral. Tempat penyimpanan air minum tertutup, pengurasannya setiap 2-3 hari sekali, mereka mempunyai WC sendiri di belakang rumah.
 Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/ individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Dan termasuk tipe Keluarga Patriakal dimana Semua beban Keluarga ditanggung oleh Suami. Tn. S selalu memeriksakan ketenaga kesehatan apabila ada anggota keluaraga yang sakit.
Jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan sekitar 1km, jenis pelayanan yang ada posyandu, PKD dan bidan desa. Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari pertolongan di Bidan desa setempat. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menangani penyakit Diabetes mellitus adalah memberikan konseling saat kunjungan , sementara upaya yang dilakukan oleh keluarga adalah dengan menganjurkan Ibu agar tidak mengkonsumsi makanan yang manis, menganjurkan olahraga dan memenuhi kebutuhan gizi dengan menu seimbang dan sayuran hijau diajarkan bidan sebelumnya, serta istirahat yang cukup. Sarana komunikasi yang ada adalah handphone dan televise. Sarana transportasi yang ada adalah sepeda motor.
Ny. A mengatakan saat ini nafsu makan berkurang, sering buang air kecil, kakinya sering kesemutan  dan mudah lelah apabila melakukan aktifitas. Ny. A mengatakan kakinya yang kanan bengkak dan sulit digerakkan sehingga Ny. A mengalami kesulitan untuk berjalan tetapi belum diperiksakan ke tenaga kesehatan. Saat ini Ny. A kurang istirahat karena bekerja dan sering tidur larut malam. Ibu mengatakan bulan kemarin kadar gula darah Ny. A 115gr/ dl. Ny. A mengatakan dalam keluarganya tidak pernah mengalami penyakit dengan gejala sering merasa haus, sering merasa lapar dan sering buang air kecil.
Ny. A mengatakan menderita penyakit Diabetes melitus sejak delapan tahun yang lalu dan pernah dirawat dirumah sakit selama 1 bulan. Ny. A mengatakan waktu kecil pernah sakit dibagian dada dan pernah kambuh beberapa bulan yang lalu. Ny. A juga pernah menderita penyakit magh sehingga lebih memperhatikan pola makannya agar lebih teratur..
Ny. A makan 2-3x sehari porsi sedang dengan menu nasi, sayur dan lauk (ikan, tempe) kadang diselingi buah-buahan dan kue, Ny. A tidak menghindari makanan dan minuman yang manis tetapi minum obat secara rutin. Ny. A minum 6-7 gelas air putih sehari dan 1 gelas es teh manis, namun saat ini nafsu makannya berkurang. Ny. A BAK 7-8x sehari, warna kuning,jernih bau khas. Ny. A BAB 2-3 hari sekali, konsisten keras, warna kuning kecoklatan. Ny. A istirahat siang ± 1-2 jam sehari, istirahat malam ±6-7 jam sehari. Aktivitas Ny. A dagang dipasar, membersihkan rumah dan masak dan ibu mudah lelah. Untuk hiburan  Ny. A Menonton TV. Ny. A mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x sehari,keramas 3x seminggu. Ny. A mengatakan hasrat untuk melakukan hubungan seksual berkurang dikarenakan sudah menopause. Hasil pemeriksaan Ibu Keadaan Umumnya:  Baik, Kesadaran: Composmentis, Status emosional : Stabil, Tensi : 160/80 mmHg, Nadi:80/menit, RR :21x/menit, Suhu :36.5◦C, BB : 53 kg, TB: 155 cm. Kadar gula darah 234 gr/ dl.
Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu keluarga (suami) menambah anggaran belanja keluarga untuk membeli gula yang rendah kalori.  Tn. S selalu menemani saat periksa ke Bidan.Ny. A suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah sehingga tetangga juga memberikan dukungan kepada Ny. A atas apa yang dialami ibu saat ini.
Ny. A mengatakan sudah mengetahui tentang Diabetes Militus dan sudah menegtahui pola makan yang baik untuk penderita diabetes mellitus tetapi Ny. A tidak bersedia melakukan pola makan yang baiak. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari bidan bahwa gula darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.serta Ny. A mendapatkan informasi tentang pola hidup sehat, Ny. A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan kadar gula darahnya.Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny.A yaitu selalu rutin memeriksakan kondisinya ke tenaga kesehatan, terutama kadar gula darah.

C. Analisa Data dan Penentuan Masalah
No.
DATA
MASALAH
1.




















Ny.A umur  59 tahun dengan penyakit Diabetes melitus
DS:
·         Ny. A mengatakan sedang menderita penyakit Diabetes Melitus.
·         Ny. A mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes melitus.
·         Ny. A mengatakan sudah 8 tahun menderita penyakit Diabetes Melitus.
·         Ny. A mengatakan kadar gula darahnya bulan lalu 115 mg/dl.
·         Ny. A mengatakan mudah lelah saat beraktifitas dan nafsu makan berkurang, dan kakinya sering kesemutan.
·         Ny. A mengatakan saat ini kaki kanannya oedem dan belum diperiksakan ke dokter.
·         Ny. A mengatakan bulan ini belum mengontrolkan kadar gula darahnya.
·         Ny. A mengatakan  sudah mengetahui pola makan yang baik untuk penyakit diabetes mellitus tetapi Ny. A tidak pernah menghindari makanan yang manis seperti tetap mengkonsumsi nasi biasa, makan kue, buah-buahan dan minum es teh manis tertapi rutin minum obat yang diberikan bidan setiap hari.

DO:
·         Keadaan Umum          :  Baik
·         Kesadaran                   : Composmentis
·          Tanda vital                
- Tensi : 160/80 mmHg          
- Nadi  :80/menit                    
                        - RR    :21x/menit
- Suhu  :36.5◦C           
·         BB :53 kg
·         TB: 155 cm
·         Kaki kanan : terdapat Luka akibat DM yang sudah mengering,
·         Kadar Gula darah :  234 gr/ dl
Diabetes Melitus























BAB V
PEMBAHASAN

A.   Diagnosa Kebidanan
Ny. A umur 59 tahun, pedagang  dan sedang menderita penyakit Deabetes Melitus sejak 8 tahun yang lalu.Dari keluarga tidak ada riwayat Diabetes Militus. Tn. S dalam kondisi sehat, umur 63 tahun. Ny. A mengatakan sedikit mengetahui tentang Diabetes Militus dan pola makan yang baik untuk penderita Diabetes melitus karna sudah 8 tahun menderita DM. Ny. A mengatakan sudah mendapatkan informasi dari Bidan bahwa gula darah Ny. A bulan kemarin 115 mg/dl.Serta Tn. B mendapatkan informasi tentang pola hidup sehat, Ny.A dianjurkan untuk rutin mengotrolkan kadar gula darahnya.
Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A yaitu selalu rutin memeriksakan kondisinya ke tenaga kesehatan, terutama kadar gula darah. Sebulan terakhir ini Ny. A  mulai bekerja lagi sebagai pedagang karena merasa jenuh di rumah, sehingga waktu istirahat Ny. A berkurang. Ny. A mengatakan sedikit mengetahui tentang kebutuhan gizi pada penderita DM, namun Ny. A tidak melakukan diit rendah gula. Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang dialami oleh Ny. A adalah Tn. S selalu menyiapkan anggaran belanja tambahan untuk membeli gula rendah kalori dan menu makanan bergizi dan seimbang untuk keluarga. Tn, S juga selalu memberikan dukungan untuk Ny. A, seperti menemami Ny. A saat ke Dokter ataupun ke Bidan
Dari hasil pemeriksaan di dapatkan hasil, KU baik, kesadaran composmenthis, muka segar. TD 160/80 mmhg, nadi 80 x/menit, S :36, 50 C, RR : 21 x/menit, BB : 53 kg, dan hasil pemeriksaan gula darah 234 mg/dl. Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga oleh Mahasiswa Akbid Bakti Utama Pati dengan memberikan pendkes tentang Diabetes Melitus, diet yang baik dan benar untuk penderita Diabetes Melitus, dan memberikan obat Gliben dan Metformin 2x sehari di dapatkan hasil masalah Diabetes pada Ny. A sudah teratasi sebagian ditandai dengan kadar gula darah turun 215mg/dl dan Ny. A mulai menghindari makanan manis.
Disamping itu keluarga Ny. A sudah mengerti tentang Diabetes mellitus mulai dari pengertian, tipe-tipe Diabetes mellitus, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi jangka panjang, cara pengobatan dan penanganan, pencegahan, tanaman yang dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh, dan senam kaki untuk penderita Diabetes.
Dari awal mendata sampai memberikan Asuhan Kebidanan keluarga, petugas tidak menemui hambatan satu masalah apapun, karena ternyata Ny. A dan keluarga sangat antusias dan senang dengan asuhan kebidanan yang diberikan. Dari semua rencana, pelaksanaan sampai evaluasi pada asuhan kebidanan keluarga Ny. A dengan Diabetes mellitus, akhirnya petugas memberikan tindak lanjut, yaitu menganjurkan pada Ny. A dan keluarga untuk melakukan diet yang baik dan benar untuk penderita Diabetes Melitus, menjaga pola makan, dan tatap rutin ber olah raga agar masalah Diabetes pada Ny. A dapat teratasi.












BAB VI
PENUTUP
                                                                                                                                

A.   Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan yang kami lakukan pada keluarga Ny. A, dapat di simpulkan yaitu :
1.     Setelah di lakukan identifikasi masalah melalui pengumpulan data, wawancara dan menganalisanya, sehingga masalah dapat ditemukan dan dirumuskan pemecahannya, secara bertahap keluarga Ny. A mampu mengetahui masalah kesehatan keluargaya dan berusaha untuk mengatasi masalah kesehatan keluarganya dengan mau menerima dan mendukung asuhan kebidanan yang diberikan.
2.     Sebagai tindak lanjut dari asuhan yang diberikan pada keluarga Ny. A  adalah keluarga tersebut mampu mengenali masalah kesehatan lainnya tidak hanya Diabetes Melitus, dan berusaha untuk mengatasi dengan jalan konsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat.
3.     Keluarga mampu memberikan asuhan kebidanan atau merawat apabila ada anggota keluarganya yang sakit dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
4.     Keluarga mampu meningkatkan kualitas hidupnya, Antara lain menjaga pola makan, agar kesehatan keluarga lebuh terjaga.
5.     Dari sisi mahasiswa, kami dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan dan teori-teori yang pernah kami dapat di akademi khususnya tentang asuhan kebidanan keluarga.

B.    Saran
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny. A di harapkan :
1.     Keluarga mampu, untuk lebih meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam keluarga terutama masalah Diabetes Melitus di tingkat kelurga.
2.     Keluarga mampu merancanakan pemecahan masalah kesehatan dalam keluarga tersebut
3.     Keluarga mampu melaksanakan tindakan berdasarkan prioritas masalah yang telah dibuat.
4.     Keluarga mampu mengevaluasi hasil yang di capai untuk menentukan rencana tindak lanjut.